Framing adalah tenik komposisi yang begitu seringkali dipakai dalam tiap-tiap genre forografi. Photografi landscape umpamanya seringkali memakai pohon-pohon/dedaunan atau jendela/pintu yang berperan membingkai subyek portrait. Framing sendiri mempunyai tujuan untuk memandu pandangan viewer ke subyek sebenarnya. Dengan tehnik ini subyek semakin lebih menonjol/domian dibanding ruang sekelilingnya, dan memberi kesan kreatif karna sering tidak terduga satu benda dapat dipakai jadi framing.
Sebagian faedah framing untuk komposisi yaitu :
– Menguatkan konteks gambar : Contoh dedaunan untuk memperkuat kesan tempat rimba atau alam, atau lengkungan jendela untuk berikan kesan arsitektur pada photografi arsitektur dan lain-lain.
– Memberi sense of depth/kesan jauh di mana dengan dipertunjukkannya foreground middle dan latar belakang kesan jarak/jauh juga akan keluar. Hal semacam ini umum digunakan untuk photografi landscape untuk memperkuat kesan 3 dimensi.
– Memandu mata viewer ke point utama
mengerti framing juga akan begitu perlu karna kadang-kadang bukanlah hasil bagus yang diperoleh, jadi gambar juga akan terlihat penuh sesak, hingga kita butuh memperhitungkan apakah satu frame juga akan kita sertakan atau tidak. Frame dapat kita tunjukkan tajam untuk menguatkan konteks, tetapi dapat juga dipertunjukkan blur untuk menguatkan kesan spesifik.
Kapan memakai frame alami ataupun buatan manusia :
– Framing bisa dengan gampang menarik atensi viewer ke subyek utama
– Frame ini dapat mengisolasi subyek dari ruang sekelilingnya yang mungkin saja ketika itu begitu sibuk
– Memberi kesan indah, seperti dedaunan yang mempunyai alur/pattern yang seirama serta terlihat unik seperti satu kain yang pinggirannya dibatik
– Frame yang alami juga baik dipakai waktu keadaan langit tengah jelek, hingga gambar lebih atraktirf dapat didapatkan
– Hasilkan kesan jauh atau sense of depth
– Memberi kontras dalam satu gambar tanpa ada mengganggu, bahkan juga memperkuat subjek
– Memberi kesan sederhana karna yang dipertunjukkan cuma satu atau mungkin saja sebagian objek.
Pada umumnya frame sebaiknya terpisah dari subyek, hingga tidak membingungkan mata viewer.
Satu ungkapan dari Edward weston yang cukup menarik serta dapat jadi referensi yaitu : Mengerti ketentuan komposisi sebelumnya ambil satu gambar yaitu seperti gravitasi sebelumnya jalan. Mengerti gravitasi pasti begitu perlu, tetapi karna kita telah punya kebiasaan mulai sejak kecil hal itu telah ada di luar fikiran kita, seperti komposisi yang telah mendarah daging apabila kita kuasai.
Sebagian panduan dalam lakukan komposisi framing yaitu :
– Mencari potensi yang ada di sekitar. Eksplor tempat, karna benda apa pun dapat kita untuk jadikan framing seandainya memnuhi persyaratan jadi pembatas, tidak mesti di 4 bagian, tetapi di satu bagian telah dapat disebutkan jadi framing. BUkan cuma benda tetapi kontras dapat juga jadikan frame, kontras pada shadow serta highlight.
– Berikan info lewat frame. Frame nyatanya juga dapat menceritakan, di mana kita ambil gambar. Contoh dari dalam mobil ambil frame jendela mobil, juga akan dapat memceritakan kalau kita adalah penumpang yang tengah lihat panorama.
– Tarik perhatian ke konsentrasi paling utama. Mempunyai peranan sama dengan blur yang dapat mengisolasi subyek, framing dapat juga dipakai untuk menarik perhatian ke focal point. Objek yang melingkari subyek dapat menarik perhatian. Benda yang dipakai tidak mesti memiliki ukuran besar, batu yang kuta susun atau kotak kecil dapat jadi frame seandainya kita ada pada jarak yang pas, serta biarlah perspektif yang membingkainya.
– Frame juga adalah bentuk yang menarik. Bentuk frame sendiri juga butuh tampak menarik, apakah mempunyai alur, warna atau apa pun yang menarik dengan visual hingga dapat menaikkan keindahan gambar. Hal semacam ini juga akan begitu punya pengaruh, terlebih dalam photografi landscape yang umumnya mengijinkan kita untuk memakai shutter speed lambat yang dapat menghadirkan frame baik diarea foreground serta latar belakang terlihat jelas.
– Pakai frame dalam photografi portrait. Pemakaian komposisi framing pasti tidak terbatas pada photografi landscape atau photografi jalanan, tetapi begitu efisien untuk photografi portrait. Ekslor tempat serta mintalah subyek untuk berdiri/duduk di dalam frame. Frame efisien hasilkan story telling portrait.
– Gabungkan dengan tehnik komposisi beda. Framing memanglah meletakkan subyek di dalam frame, tetapi tidak mesti cocok di dalam. Kita masih tetap dapat memadukankannya dengan rule of third, rule of space, atau memakai refleksi dan komposisi yang lain.
– Yakinkan subyek tampak tajam. Hati hati dalam pilih konsentrasi karna frame dapat berjarak cukup dekat hingga frame konsentrasi tetapi subyek jadi tidak konsentrasi. Sedang maksud framing yaitu makin menguatkan subyek.
0 komentar:
Posting Komentar